Monthly Archives: June 2010

Coretan Di Malam Hari

Kepadanya rangkaian ini tersirat.
Terlampau tinggi dia gantung asa ini.
Biarkanlah dirinya mengangkatnya lebih tinggi.
Bukankah rasa sakit yang datang akan tetap sama?

Remuk tulang.
Remuk raga.
Remuk semua.

Terjadi ketika gelap datang.

Namun,
Namun seketika derajat berpaling.
Dan tangan dapst menggapai asa.
Datanglah sang surya.
Senyum yang akan terpancar.
Seperti cahaya yang datang menggerus gelap tadi.

Dan akhirnya,
digantungkannya asa itu hanya setinggi langit kamar.
Tentu dengan satu tujuan,
kemudahan yang bisa didapat.

PRJ 2010

Setelah terakhir kali pas SMP ke PRJ (Pekan Raya Jakarta), akhirnya gw ke PRJ lagi, senangnya 🙂

Oh iya, yang belum tau, PRJ itu ada di Kemayoran yaaa \:D/

Ini beberapa yang harus lu lakukan selama ngunjungin PRJ tahun ini: Continue reading

B Side of the World Cup

Sepakbola lagi?! Ngga bosen apa?

Ya memang, masih erat kaitannya dengan Piala Dunia yang masih bergulir hingga tulisan ini gw buat. Namun setelah jalan-jalan, ke beberapa website yang ada di dunia maya ini. Ternyata Afrika Selatan 2010 ini memiliki sisi lain dari Piala Dunia yang dielu-elukan itu. B Side of the World Cup, klo gw boleh menyebutnya. Continue reading

Pemuda angin

“Hei pemuda, jika kamu diberi kekuatan olehNya, pilah lah satunya.” Cetus seorang tua di ujung bukit.

“Angin, aku ingin angin Ia berikan kepadaku menjadi merasuk kepada sifatku, hai pak tua.” Timpal anak muda.

Dengan raut muka yang terheran, si tua pun bertanya kepada anak muda, “Angin? Apa guna angin untuk dirimu dan orang lain? Lebih baik kamu memilih sinar matahari yang selalu menghangatkan khalayak, atau lainnya air hujan mungkin, yang membawa kemujuran bagi tiap-tiap mahkluk?”

“Cukuplah angin saja. Dia tidak memberikan kehangatan layaknya sang surya, dia tidak dapat digapai oleh telapak seperti air memang.”

“Bahkan ia tidak terlihat oleh mata. Bayangkan, sosok yang tidak terlihat oleh mata itu bahkan memiliki guna juga untuk kita.”

“Aku tidak ingin menjadi surya yang dapat dipuja oleh setiap mahluk yang disinarinya. Aku tidak ingin seperti air yang dicari keberadaannya. Aku hanya ingin membantu mereka dengan kemampuanku sebagai angin. Aku hanya ingin memberikan kesejukan yang tidak mereka pinta. Aku hanya ingin yang berguna bagi mereka namun aku tak ingin mereka melihat aku, hanya sentuhanku yang dapat mereka rasakan. Aku tidak butuh pengakuan mereka atas gunaku untuk diri mereka. Syukurku kepadaNya untuk itu.”

“Dan aku berharap Dia memberikan sedikit sifat angin kepadaku”, tutup pemuda itu.